Kamis, 24 November 2011

Memek Akhwat Kampus : Ningsih 5 Angkot Jahanam

..Ningsih mulai menangis juga merintih. Namun remasan sang satpam selain membawa rasa sakit, juga membawa rasa nikmat di buah dadanya. Tanpa sadar gadis alim yang biasanya santun itu mendesah nikmat. Si satpam yang mengetahui hal itu semakin bernafsu meremasi dada montok gadis alim itu. Tangisan takut namun juga desahan nikmat Ningsih semakin keras, memenuhi angkot yang berhenti di dalam hutan itu..
setelah kejadian pemerkosaan yang terakhir menimpanya, ningsih memutuskan untuk pindah kost. ia tak mau kenangan buruk yang pernah menimpanya terulang, dan tempat kostnya yang sebelumnya mengingatkannya pada kenangan buruknya.
Suatu hari, ningsih berada di rumah temannya, Rika sampai larut malam. Saat hendak pulang ia baru menyadari bahwa ban motornya bocor. Temannya menyarankan ningsih untuk menginap dirumahnya, namun karena sang gada alim itu mempunyai tugas menumpuk yang harus dikerjakan, ia memaksakan diri untuk pulang dengan harapan masih ada kendaraan umum yang lewat di jam segitu. selarut itu semua tambal ban didekat rumah Rika sudah tutup, sehingga Ningsih menitipkan motornya dirumah Rika.
Menunggu di pinggir jalan bersama Rika. Dua orang gadis alim yang sama cantiknya, memakai jilbab lebar, hanya berdua malam2 di pinggir jalan, sangatlah mencolok mata. Rika memaksa untuk menemani Ningsih agar tidak kesepian saat menunggu kendaraan. Sudah beberapa saat menunggu, tidak terlihat kendaraan umum yang muncul. “kita kerumahku aja yuk mbak, ntar Rika anterin pagi2…” kata Rika sambil menangkupkan kedua tangannya di kedua pipinya yang putih mulus tanpa cacat. Malam itu memang sangat dingin, dan kedua dara cantik yang alim itupun merasakannya. Ningsih melipat tangannya didepan dada, membuat dadanya yang montok semakin jelas terlihat montok. “nggak ah dik, aku harus pulang, kerjaan dari kampus numpuk…” katanya. Tak lama setelah itu, terlihat mobil angkot yang mendekat, menembus malam yang dingin. Setelah mengucapkan salam pada Rika, Ningsihpun melambaikan tangan memanggil angkot itu dan langsung naik.
Didalam angkot itu hanya ada tiga orang pria. Si sopir, kondektur, dan seorang laki2 berpakaian satpam. Nampaknya pulang kerja. Ningsih duduk di tengah berhadap-hadapan dengan Si satpam sedangkan Si Kondektur duduk di depan. Selama perjalanan Si satpam tidak henti-hentinya memperhatikan diri ningsih. Mata si satpam yang jelalatan itu seolah melahap ningsih dari ujung jilbab sampai ke ujung kakinya. dada Ningsih yang montok yang terlihat samar dibalik jilbab coklat tua dan baju lebar coklat muda yang ia kenakan semakin membuat mata si satpam melotot.
Gadis alim itu sebenarnya jengah dan tidak enak dengan pandangan buas si satpam, namun apa daya, ia takut tidak dapat angkot karena malam sudah semakin larut. Ia hanya bisa berharap, semoga tidak terjadi apa2. Peristiwa perkosaan yang ia alami kembali terulang di pikirannya. Muncul perasaan agak takut, namun selain itu juga membuatnya merasa panas dingin. Ternyata peristiwa perkosaan2 yang pernah ia alami membuat gadis berjilbab yang montok itu menjadi secara tak sadar ketagihan disetubuhi secara kasar oleh orang2 yang tidak ia kenal. Namun tetap saja Ningsih yang cantik itu berusaha menepis pikiran itu, walaupun pikiran itu lama2 membuat memeknya menjadi mulai basah.
“kenapa malem2 masih jalan, bang?” tanya Ningsih pada si kondektur, berusaha agar tatapan si satpam menjauhinya. “kan bisa ketemu non jilbab.” Kata kondektur kurang ajar sambil membalikkan wajah, menatap Ningsih sambil tersenyum. Ningsih yang semakin takut hanya bisa tersenyum hambar, seraya berharap semoga tatapan kondektur yang tak kalah ganas dengan si satpam tak berarti apa2. “kok baru pulang non? Gak takut diperkosa dijalan?” tanya si kondektur, sambil masih etrsenyum penuh makna. Ningsih terkejut setengah mati mendengar perkataan sang kondektur. Bayangan perkosaan yang pernah ia alami kembali terbersit di pikirannya. Ia semakin takut, namun memeknya terasa semakin basah. “eee…. Kenapa abang tanya gitu? Mana ada cewek berjilbab lebar kayak saya dperkosa bang…” kata Ningsih sambil menundukkan wajahnya. Sungguh tatapan sang kondektur seolah melahapnya. Apalagi si satpam kebali menatapnya.
Si Kondektur semakin melotot melihat Ningsih, soalnya waktu itu Ningsih terlihat sangat cantik. Wajahnya yang sayu didalam mobil angkot itu terlihat sangat pasrah, bersama tiga orang yang sebenarnya sangat bernafsu padanya. “ah, non ini gak tau yah? Kan sekarang ada angkot yang suka menculik cewek2 jilbab besar kayak non, trus diperkosa non… soalnya, katanya memek cewek berjilbab lebih legit dan keset!” katanya, diikuti oleh gelak tawa dari si sopir dan s satpam. Kata2 si kodektur yang kurang ajar itu semakin membuat Ningsih pucat pasi, tapi juga memeknya semakin basah.
Si satpam secara tiba2 mengangkat tubuhnya berdiri, dan mengambil tempat di samping tubuh Ningsih, membuat ningsih terpojok diantara bagian belakang bangku sopir dan tubuh si satpam. “dan kebanyakan setelah dipake, mereka malah nagih lalu pingin lagi non…” kata si satpam sambil menyeringai buas. ‘buktinya kebanyakan kembali nunggu angkot malem2…non gak usah khawatir non, ntar pasti non juga ikutan keenakan…” kata si satpam itu lagi.
Tangan si satpam mulai bergerilya, meraba2 tubuh Ningsih yang montok itu. Gadis berjilbab itu berusaha berontak, namun ketakutannya membuatnya seolah tidak berdaya. Gadis itu hanya menggeliat2 ketika tangan nista si satpam mengelus lengan, perut dan seluruh bagian tubuhnya dari luar baju lebar sang gadis alim itu. Si satpam juga semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh ningsih yang montok, membuat ningsih semakin pana dingin. Si Sopir bukannya mengantarkan Ningsih pulang tapi malah ke tempat lain yang daerahnya agak asing bagi Ningsih. Sebuah jalan sepi yang kiri kanannya hanya ada sawah dan hutan. Kemudian si sopir membelokkan angkot itu masuk ke sebuah jalan kecil berbatu memasuki hutan, lalu menepikan angkot itu dan mematikan mesin. “gak usah tegang neng, disini gak akan ada yang ganggu kita…” kata si sopir sambil membalikkan badan, melihat Ningsih yang manis yang tidak berdaya diraba2 oleh si satpam durjana.
Si satpam ternyata semakin berani untuk mulai menyusupkan tangannya kedalam jilbab ningsih, lalu meremas dada Ningsih yang montok. Langsung Ningsih memekik dan menepis tangan sang satpam itu. “jangan paakk… tolong… jangan lagi…” kata ningsih. Air mata gadis alim itu sudah mulai mengambang di pelupuk matanya yang indah. “o0oh, jadi non dah pernah diperkosa yah?” kata si kondektur sambil menyeringai semakin lebar. “santai saja non, kami akan buat non melayang2 ke udara! Kontol kami besar2 kok!” katanya lalu tertawa keras yang mengerikan. Sementara itu, Si satpam mengulangi lagi perbuatannya, malah Si satpam mulai berani meremasnya dengan kedua tangannya. Ningsih mulai menangis tersedu-sedu. “jangaaan paaak… sakit paaak…. Eeehhhmmm….” Ningsih mulai menangis juga merintih. Namun remasan sang satpam selain membawa rasa sakit, juga membawa rasa nikmat di buah dadanya. Tanpa sadar gadis alim yang biasanya santun itu mendesah nikmat. Si satpam yang mengetahui hal itu semakin bernafsu meremasi dada montok gadis alim itu. Tangisan takut namun juga desahan nikmat Ningsih semakin keras, memenuhi angkot yang berhenti di dalam hutan itu.
Si satpam smakin berani meremas dada Ningsih dan mulai menyibakkan jilbab lebar Ningsih, dan melilitkannya di leher jenjang ningsih. Satpam itu kemudian membuka baju Ningsih dengan paksa, membuat kancing2 baju ningsih dari leher sampai perut ningsih terlepas, membuat buah dada montok gadis berjilbab itu terlihat jelas, menantang dibalik Bhnya yang tampak kekecilan. sedangkan Si kondektur turun dari mobil dan membuka bagasi belakang, mengambil sesuatu. Ningsih disuruh turun dari mobil dengan hanya mengenakan baju yang tersibak dan BH yang terlihat. Si satpam tidak menyia-nyiakan hal itu, memepet tubuh lemas gadis alim itu di badan angkot dan melanjutkan rangsangannya. Tangis gadis alim itu semakin terdengar, bersamaan dengan desahannya. Sang sopir hanya melihat sambil menikmati rokoknya, tapi tangan kanannya memijit2 kontolnya dari luar celana jeansnya.
Si kondektur ternyata mengambil sebuah matras tipis di bagasi belakang, dan mulai menggelarnya di bagian dalam angkot, setelah sebelumnya melipat kursi2 penumpang angkot agar ruangannya semakin luas. Setelah siap, Ningsih kembali dipaksa masuk mobil, gadis alim itu menangis ketakutan, namun dengan tak berdaya karena birahi yang semakin membara, didalam mobil angkot bersama Si kondektur juga Si satpam.
Gadis alim itu semakin ketakutan saat dipaksa terlentang. Saat ia berontak, tangan si satpam melayang ke pipinya yang putih, membuatnya semakin tak berdaya dan menuruti para bajingan yang ingin memperkosanya. “gak usah takut, non, ntar pasti non ketagihan deh…” kata si satpam. “kontol gue bakalan mbahagiain non kok.” Kata si kondektur menyambung. Si satpam langsung menarik BH Ningsih hingga sobek dan Si kondektur menyingkap rok panjang hitam Ningsih sampai perut gadis berjilbab itu, lalu menarik lepas celana dalam Ningsih yang bermodel renda-renda. Si satpam melotot kagum saat melihat buah dada ningsih yang putih mulus tanpa cacat,  sama seperti si kondektur saat melihat memek gadis berjilbab itu yang merah muda segar merekah indah, dan basah.
“memek si non ini sudah basah, rupanya!” kata si kondektur ini sambil terkekeh. “ternyata si non ini juga pingin dientot! Enak yah neng, dientot? Dah berapa kali dientot, neng jilbab?” tanya si kondektur dengan kata2 kotor penuh penghinaan pada ningsih. Ningsih hanya bisa terdiam, wajahnya merah padam menahan malu. Namun tak lama kemudian ia kembali memekik dan mendesah disamping tangisannya yang semakin lirih, saat Si kondektur menjilati bibir memek Ningsih dan menusuk-nusuknya dengan jari. Si satpam membuka celana panjangnya dan CD-nya kemudian langsung keluar kontol Si satpam yang besar dan berurat. Langsung saja Si satpam memasukkan kontolnya ke mulut Ningsih. Saking besarnya masuknya saja agak kesulitan, tidak bisa semuanya masuk ke dalam mulut indah Ningsih. Gadis berjilbab itu kini dipaksa mengulum dan menjilati kontol besar bau milik sang satpam. Airmatanya terus meleleh.
Sementara itu, Si kondektur menghentikan hisapannya dan mulai membuka celana panjangnya sekaligus CD-nya. Keluarlah kontol yang labih besar dari kontol milik Si satpam. Si kondektur mulai merenggangkan kaki Ningsih dan membuka memek gadis berjilab yang sudah basah itu dengan tangannya untuk memasukkan kontolnya, ternyata tidak bisa masuk ke memek Ningsih tapi Si kondektur terus memaksanya untuk memasukkannya. “gila! Sempit dan keset banget memekmu non! Memek cewek jilbab gedeh emang bomor satu! Mana wajahnya cantik, lagi…” kata si kondektur sambil terus memaksakan kontolnya masuk ke memek Ningsih. Si satpam ternyata sudah mau keluar dan dalam hitungan tiga keluarlah sperma Si satpam ke mulut Ningsih, banyaknya bukan main sampai gadis berjilbab itu terbatuk-batuk. Ia terpaksa menelan sebagian sperma si satpam,sementara sebagian yang lain meleleh keluar membasahi pipi dan jilbabnya.
Si kondektur ternyata mulai bisa memasukkan kontolnya ke memek Ningsih. Dia dengan paksa langsung menindih badan Ningsih dengan begitu masuklah kontolnya ke memek Ningsih. Ningsih langsung menjerit kesakitan  dan memek Ningsih langsung terasa berdenyut-denyut. Si kondektur memaju-mundurkan kontolnya sambil terus mendesah dan meracau. “eeehh… enak banget memek mu nooon… besok lagi yah noon… cewek berjilbab emang oke banget memeknyaaahh…” terus si kondektur meracau mengatakan kata2 kotor, sambil terus menngenjot Ningsih yang juga terus menangis. Namun tak lama rasa sakit yang ningsih rasakan mulai berubah menjadi kenikmatan sehingga tangis ningsih mulai berupah pelan2 menjadi desahan dan rintihan kenikmatan. Tiba2 ningsih merasa sangat nikmat. Gadis berjilbab itu merintih panjang. Tubuhnya tertekuk keatas. Ternyata gadis alim itu mengalaim orgasme pertamanya. Orgasme yang tidak ia inginkan, karena terjadi saat ia diperkosa. Sang kondektur yang menyadarinya menyeringai dan tertawa. “enak yah, non jilbab? Emang cewek jilbab kayak elu tuh munafik! Katanya gak mau tapi nikmatin juga!” kata si kondektur sambil terus memompa ningsih. Cairan cinta ningsih semakin banyak, membanjir keluar dari memek gadis alim itu. Ia merasa malu karena tak mampu menahan nafsunya, dan merasa dikalahkan oleh sang kondektur jahanam.
Si satpam keluar dari mobil lalu ebristirahat di luar, dan kini Si sopir yang masuk menggantikan Si satpam. Si sopir langsung membuka celananya dan terlihat kontolnya yang juga besar langsung berdiri tegak melihat ningsih. Terlihat Ningsih terlentang, digenjot oleh si kondektur. Gadis berjilbab itu sudah tidak bisa berhenti mendesah karena merasakan nikmat bercampur sakit, walaupun airmatanya masih terus mengalir. Bajunya sudah awut2an, dan buah dadanya yang putih mencuat keluar tanpa penutup. Kakinya tertekuk menempel ke perutnya. memeknya terus dipompa dengan kasar oleh si kondektur. Si sopir langsung menghisap payudara Ningsih sambil tangannya mengusap-ngusap puting Ningsih, itu membuat Ningsih semakin tidak bisa berhenti mendesah.
Si kondektur ternyata sudah mau keluar, desahan si kondektur semakin keras. Nafasnya semakin memburu, “Ayo goyangin lagi, neeengghh…biar neg juga ikut keluaaarhh…”, dan “Croot…, croot..”, terasa semburan spermanya di dalam memek Ningsih. Ternyata gadis berjilbab itu juga kembali orgasme. Tubuh putihnya melonjak2 tak terkendali. Si kondektur kembali menyeringai. Si kondektur langsung keluar dan Si sopir menggantikan posisi Si kondektur, siap untuk menyetubuhi Ningsih. Ternyata Si sopir mengambil tissu untuk membersihkan memek Ningsih. “neng dah gak perawan yah?” tanya si sopir. Ningsih diam saja. “ternyata cewek berjilbab gede kayak eneng suka ngentot juga yah. Enak gak tadi? JAWAB!” bentak si sopir. Ningsih menganggukkan kepalanya. Ia sadar, tubuhnya yang sudah lemas karena sudah dua kali orgasme akan kembali jadi bulan-bulanan si sopir. “lu nikmati punyakku juga yaaa…” kata si sopir. Setelah bersih, Si sopir langsung memasukkan dua jarinya ke memek ningsih, membuat gadis berjilbab itu kembali merintih. Posisinya yang terlentang membuat sang sopir bebas melakukan apa saja padanya. Si sopir mengocok2kan jarinya semakin cepat ke memek Ningsih. Cairan cinta yang tadi sudah bersih dilap, sekarang kembali membanjir. Ningsih hanya bisa menggigit bibir bawahnya sembari merintih2 nikmat. Ia tahu ia sudah tak bis alagi mempertahankan dirinya dari api brahi.
Setelah dirasa cukup basah, sembari menyeringai lebar, si sopir memasukkan kontolnya ke memek NIngsih. Kontol Si sopir hampir sebesar kontol milik Si kondektur. Si sopir memasukan kontolnya dengan mudah tanpa ada halangan. Ningsih memekik tertahan merasakan memeknya kembali dimasuki kontol jahanam si sopir. Keningnya berkerut, menahan sedikit pedih yang masih tersisa, juga nikmat yang kembali ia rasa. Gadis alim yang montok itu sudah tak mampu mengendalikan gelora syahwatnya. Si sopir mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Penisnya mulai menyodok-nyodok memek Ningsih yang sudah kembali basah, membuat gadis alim itu kembali merintih dan mendesah. Sementara itu, Si satpam ternyata sudah masuk ke mobil dan membisikkan sesuatu pada si sopir. Si sopir kemudian mengangkat tubuh Ningsih yang sudah lemas, lalu merubah posisinya, sehingga kini si sopir berada terlentang di bawah, dengan Ningsih yang mendesah2 lemas telungkup diatasnya. Jilbab yang masih dipakai ningsih sudah basah oleh peluhnya. Begitu juga dengan baju yang masih ningsih pakai. Belum ada saat ningsih mengambil nafas, si sopir kembali menggenjot memek ningsih, membuat ningsih kembali mendesah-desah. Tanpa Ningsih sadari, si satpam memposisikan dirinya dibelakang ningsih, sambil mengelus-elus pantan ningsih yang besar dan bahenol. Sesekali si satpam menamparnya, membuat ningsih memekik tertahan. Tamparan pada pantatnya terasa sakit, namun juga nikmat.
Si satpam, dengan kontol yang sudah kembali tegak keras mengacung mulai membasahi ibu jarinya, dan menggunakan ibu jari basahnya untuk mengkorek-korek lubang anus Ningsih. Ningsih yang kaget karena merasa ada benda asing berusaha melebarkan dan memasuki duburnya, gadis berjilbab lebar itu berusaha untuk menghindar. Namun pelukan si sopir dibawahnya yang begitu erat membuatnya tak bisa menghindar jauh. Ningsih hanya bisa menggoyang2kan pantatnya berusaha menghindari ibu jari si satpam, yang justru membuat si sopir semakin keenakan. “jangan paaaakk… eehhmm… jjaangan disituuuhh… aaaihhh… sakit paaakk… ooouuughhh…eemmmhh…” ningsih meratap minta dilepaskan, tapi sembari mendesah-desah keenakan. “santai aja nooon… jangan dilawan… ntar lama-lama enak kok non… abang janji…sabar yaaa…” kata si satpam, sembari terus mengkorek-korek dan meludahi lubang dubur Ningsih, agar licin. Semakin lama lubang dubur itu semakin melebar dan licin karena ludah si satpam.
Setelah lubang dubur Ningsih sudah terlihat cukup lebar dan licin, si satpoam segera memperbaiki posisi untuk memasukkan seluruh kontolnya ke liang dubur gadis berjilbab itu. Rok panjang ningsih yang sudah mulai kembali turun, disingkapkannya lagi, agar tidak mengganggu. Sesaat kemudian, diantara genjotan si sopir, ningsih merasa ada benda asing yang bear dan hangat menempel di liang duburnya. Gadis berjilbab itu memejamkan mata pasrah dan menggigit bibirnya erat-erat, siap-siap menahan sakit. Si satpam dengan sekali dorongan keras memasukkan kontolnya ke lubang dubur NIngsih. Ningsih menjerit keras, merasakan sakit yang luar biasa. Selama beberapa saat, ia terus menjerit-jerit karena sodokan si satpan di lubang duburnya yangs angat menyakitkan. Namun lamm akelamaan, rasa sakit yang gadis alim itu rasakan pelan-pelan berubah menjadi rasa nikmat. Jeritannya pun berubah menjadi lenguhan-lenguhan menahan sakit nikmat. Mata ningsih terbalik, dan hanya memperlihatkan putihnya. Gadis alim yang selalu berusaha menjaga dirinya dengan jilbab lebar dan baju longgar itu meraih orgasmenya yang ketiga kalinya malam itu, bersama dua orang pemerkosa yang secara intens menyodok-nyodok memek dan duburnya. Sungguh pemandangan yang kontras, seorang gadis alim berwajah lugu dan ayu, digenjot secara bebarengan oleh dua orang tua berwajah garang.
Si kondektur yang mendengar jeritan Ningsih masuk lagi ke mobil dan menyeringai mendapati ningsih yang menjadi bulan-bulanan dua temannya. Segera si kondektur mengambil posisi untuk memasukkan kontolnya ke mulut Ningsih. sekarang Ningsih sudah tidak bisa apa-apa lagi, soalnya semua lubang sudah penuh terisi oleh kontol mereka bertiga. Desahan kenikmatan yang gadis alim itu rasakan tidak keluar, tertahan oleh kontol si kondektur yang besar. Tiba-tiba Si satpam menarik keluar kontolnya dari anus Ningsih. Cairan kuning trut keluar saat si satopam menarik keluar kontolnya. Awalnya, Ningsih berpikir si satpam sudah selesai, ternyata dia mulai memasukkan kontolnya ke memek Ningsih walaupun memek Ningsih ada sudah ada kontol Si sopir.
Si sopir berhenti sejenak dan Si satpam mulai mendorong masuk kontolnya ke dalam memek Ningsih, ternyata memek Ningsih mulai melar dan sudah bisa menelan masuk kontol Si sopir dan Si satpam, walaupun kontol Si satpam masih sebagian kecil saja yang masuk. Si sopir menarik keluar sedikit kontolnya dan Si satpam mulai memasukkannya sedikit demi sedikit. Ningsih sudah tidak tahan, rasanya memek Ningsih sudah perih dan sakitnya bukan main. Jeritan kesakitannya tertahan oleh kontol si kondektur yang tertanam dalam mulutnya.
Ternyata kontol Si sopir dan Si satpam mulai masuk ke dalam memek Ningsih secara pelahan-lahan. Ningsihpun terus berteriak kesakitan karena kedua kontol mereka yang berada di dalam memek Ningsih. Ternyata Si sopir dan Si satpam masih asyik memainkan kontolnya di dalam memek Ningsih. Ternyata Si satpam sudah tidak sabar, dia menyuruh Si sopir untuk mencabut kontolnya dan memasukkannya ke anus Ningsih. Dengan begitu kalau pantat Ningsih, Ningsih turunkan kontol Si sopir yang masuk ke anus. Sedangkan kalau pantat Ningsih, Ningsih naikkan kontol Si satpam yang masuk ke memek Ningsih. Tidak lama kemudian keduanya keluar dalam waktu yang hampir bersamaan, keduanya terjatuh di samping Ningsih.
Ningsih berusaha untuk bangun dan membersihkan memek Ningsih dari sperma mereka dengan menggunakan tissu. Terasa perih sekali ketika tissu menyentuh bibir memek Ningsih. Setelah itu Ningsih diantar pulang ke tempat kost Ningsih. Ningsih sudah tidak bisa berjalan dengan benar, soalnya masih terasa perih di selangkangan Ningsih. Saat turun dari mobil, gadis berjilbab itu berjalan pelahan-lahan dan tanpa mengenakan celana dalam dan BH, soalnya sudah sobek ditarik oleh mereka saat di dalam mobil tadi. Dari memek Ningsih masih keluar tetesan darah yang Ningsih tutupi dengan tissu. Ketika sampai di dalam kamar Ningsih langsung menjatuhkan dirinya ke kasur, menyesali apa yang terjadi padanya. ia bingung, kenapa pemerkosaan terjadi berturt2 pada dirinya. segera gadis alim itu bangkit ke kamar mandi dan mandi, berusaha menghapus jejak nista yang masih terasa. setelah itu Ningsih berpakaian dan langsung tidur. Keesokan harinya gadis berjilbab itu bangun dengan keadaan badan yang sangat lelah dan selangkangan yang masih terasa perih.

1 komentar: